Palu, 20 Oktober 2020. Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah telah menyatakan berkas perkara kayu ilegal 971 batang kayu olahan berbagai jenis dan ukuran dengan tersangka AR, sudah lengkap, 9 Oktober 2020. Penyidik Balai Gakkum Wilayah Sulawesi akan segera melimpahkan berkas perkara dan menyerahkan tersangka berikut barang bukti ke Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah

“Kami akan terus meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan perusakan lingkungan hidup dan kehutanan tanpa henti, bersama-sama para pihak terkait,” kata Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi, Dodi Kurniawan, menegaskan, 20 Oktober 2020.

Tersangka AR akan didakwa telah melanggar Pasal 83 Ayat 1 Huruf b Jo. Pasal 12 Huruf e atau Pasal 88 Ayat 1 Huruf a Jo. Pasal 16 atau Pasal 87 Ayat 1 Huruf a Jo. Pasal 12 Huruf k Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun serta denda maksimal Rp 2,5 miliar.

Kasus ini terungkap melalui kegiatan operasi peredaran hasil hutan Balai Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi, Seksi II Palu, di wilayah Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam operasi itu Tim menemukan satu truk yang mengangkut kayu olahan gergajian di jalan poros Palu-Donggala.

Saat Tim memeriksa, sopir truk hanya bisa menunjukkan dokumen nota angkutan, sementara itu kayu yang dimuat dalam truk adalah kayu olahan gergajian yang seharusnya dilengkapi dengan dokumen SKSHH-KO (Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu Olahan) yang diterbitkan melalui aplikasi SIPUHH online.

Karena tidak ada kelengkapan surat-surat, Tim mengamankan dan membawa truk bersama isinya, supir dan kernet ke Kantor Balai Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi, Seksi II Palu.

###